Kamis, 17 April 2014

Yohanes Surya, Pendiri Universitas berbasis Riset

Pria ini merupakan salah satu ilmuwan terbaik Indonesia. Ia juga dikenal sebagai pembimbing TOFI. Saat ini ia aktif dalam berbagai pelatihan Matematika dan Fisika GASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan). Langsung saja di bawah ini sekilas tentang biografi Yohanes Surya.
Yohanes Surya lahir di Jakarta, 6 November 1963 adalah seorang fisikawan Indonesia. Ia mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986, mengajar di SMAK I Penabur Jakarta hingga tahun 1988 dan selanjutnya menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Setelah mendapatkan gelar Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia – Amerika Serikat (1994). 
Keterlibatan Yohanes Surya dalam Olimpiade Fisika, dimulai ketika ia masih menjadi kandidat doktor Fisika di College of William and Mary. Ia tertarik ketika melihat pengumuman bahwa akan diadakan Olimpiade Fisika International (IPhO - International Physics Olympiad ke-24) di kampus William and Mary. Bersama dengan rekannya Agus Ananda, ia meminta bantuan Universitas Indonesia untuk mengadakan seleksi bagi 5 orang siswa SMA Indonesia. Selanjutnya 5 orang siswa ini diundang untuk dilatih olehnya di Amerika Serikat. Universitas Indonesia, melalui Fakultas MIPA akhirnya terseleksi 5 orang siswa, yaitu: Oki Gunawan (SMAN 78 Jakarta), Jemmy Widjaja (SMAK 1 Jakarta), Yanto Suryono (SMAK 1 Jakarta), Nikodemus Barli (SMAN 5 Surabaya), dan Endi Sukma Dewata (SMAN 2 Kediri). 5 Orang inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Akhirnya mereka berhasil mengikuti IPhO dan berhasil menyabet medali perunggu untuk Indonesia atas nama Oki Gunawan.
Walaupun sudah punya Greencard (izin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya akhirnya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika (semboyannya waktu itu adalah “Go Get Gold”) serta mengembangkan fisika dan ilmu sains di Indonesia. Terbukti, selama tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi sains/fisika internasional. Pada tahun 2006, seorang siswa binaannya meraih predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) XXXVII di Singapura. Sejak 2000, Yohanes Surya juga banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru Fisika dan Matematika di hampir semua kota besar di Indonesia, bahkan ia turun sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang hingga Merauke, termasuk juga pesantren-pesantren.
Guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga ini pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan, Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia (2001-2004), menjadi dewan juri berbagai lomba sains/matematika (XL-com, L'oreal, UKI dsb), anggota Dewan Kurator Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi
Islam Assalamiyah Banten dan kini Prof. Yohanes Surya menjabat sebagai Rektor Universitas Multimedia Nusantara (Kompas Gramedia Group) serta aktif mengkampanyekan Cinta Fisika (Bali Cinta Fisika, Kalbar Cinta Fisika dsb) diseluruh Indonesia.
Tidak berhenti sampai di situ, Yohanes Surya juga telah menulis lebih dari 68 buku sudah ditulis untuk siswa SD sampai SMA. Ia juga menulis ratusan artikel fisika di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, harian KOMPAS, TEMPO, Media Indonesia dan lain-lain. Ia juga merupakan pencetus istilah MESTAKUNG (tiga hukum Mestakung) dan pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan). Yohanes Surya juga kerap menjadi narasumber berbagai program pengajaran Fisika melalui CD pembelajaran untuk SD, SMP dan SMA. Ia juga menulis komik fisika Archie dan Meidy serta percobaan fisika untuk anak-anak dalam bentuk kartun dengan judul Fisika Itu Asyik. Ia terlibat dalam produksi berbagai program edukatif di televisi seperti "Petualangan di Dunia Fantasi" dan "Tralala-trilili" di RCTI.
Di luar aktifitasnya di atas, Yohanes Surya berkiprah dalam berbagai organisasi internasional sebagai Board member of the International Physics Olympiad, Vice President of The First step to Nobel Prize (1997-sekarang), Penggagas dan President Asian Physics Olympiad (2000-sekarang), Chairman of The first Asian Physics Olympiad, di Karawaci, Tangerang (2000), Executive member of the World Physics Federation Competition, Chairman of The International Econophysics Conference 2002, Chairman the World Conggress Physics Federation 2002, Board of Experts di majalah National Geographic Indonesia serta menjadi Chairman of Asian Science Camp 2008 di Denpasar, Bali.
Pada tahun 2007, beliau menulis buku "Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia" yang dan sukses menjadi penulis Best Seller tercepat di Indonesia. Tahun berikutnya mendapat award sebagai Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO. 
Selama berkarier di bidang pengembangan fisika, Yohanes Surya pernah mendapatkan berbagai award/fellowship antara lain CEBAF/SURA award AS ’92-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada wilayah tenggara Amerika), penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, anugerah Lencana Satya Wira Karya (2006) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai wakil Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush.
Pada tahun 2010, Prof. Yohanes Surya mulai merintis pembangunan gedung Surya Research Education Center, sebuah gedung pusat penelitian dan pendidikan, khususnya dibidang Matematika dan Fisika. Gedung ini berada di kawasan Summarecon Serpong, Tangerang dan diresmikan pada 29 Maret 2011. Gedung ini akan dipakai untuk pelatihan bagi mereka yang ikut olimpiade sains atau matematika, pelatihan guru dan pelatihan anak-anak Papua.
Pada tahun 2013, Yohanes Surya mendirikan universitas berbasis riset, Surya University yang kampus sementaranya berlokasi di Summarecon Serpong, Tangerang. Universitas baru ini memiliki 3 fakultas dan 10 jurusan dan direncanakan memulai perkuliahannya pada bulan september 2013. Pada 9 Maret 2013, Surya University mengadakan Grand Launching di Grand Hyatt Hotel, Jakarta. Pada kesempatan itu Surya University pertama kali diperkenalkan sebagai universitas berbasis riset kepada publik oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D.
 
 
 
 
 
sumber : http://www.kolombiografi.com/2013/12/biografi-yohanes-surya-pendiri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar